Lanjutan dari Angin Yang Membawaku Kembali Kesini Bagian Kedua
Setelah makan komando, ada kakak kelas 12 bu Juli
selaku pembina OSIS, dan pak Dudung selaku wakil kepala sekolah untuk
memberikan materi kepada peserta. Setelah selesai, kita diinstruksikan untuk
melakukan persiapan untuk persembahan 10 menit yang akan datang. Setelah
berganti kostum, seluruh peserta turun ke bawah, iyalah masa keatas. Setelah
itu kami duduk per kelompok. Dan seperti biasa, kita ditawarkan siapa yang mau
maju pertama. Tanpa terduga lagi, teman – teman sekelompok gue beberapa
menunjuk tangan yang menandakan kelompok Bagong ingin tampil pertama,
kejadiannya hampir sama saat ingin presentasi. Kami pun maju, dan sedikit agak
lama untuk mengecek sound system. Setelah kurang lebih 5 menit delay, kami pun
mulai beraksi.
Seperti yang gue tulis di bagian pertama, gue
menampilkan drama tanpa dialog, hanya gestur tubuh dan diiringi lagu yang
tepat. Jadi kisah ini diperankan oleh 4 orang, yaitu gue, Kyla, Daffa, dan
Samara. Rafi bermain gitar, Aisha menyanyi, Nay sebagai narator, dan Kiki
bermain marakas. Jujur, gue harus punya keberanian lebih untuk memainkan peran
ini. Bisa dibilang peran gue cukup vital, tapi bukan kaya alat vital, dan juga
bukan kaya pemain Bayern Munchen, Arturo Vidal.
Pertunjukkan pun dimulai!
Dikisahkan ada seorang remaja laki – laki yang bernama
Chandra sedang berjalan di koridor sekolah, secara tak terduga ia melihat
seorang perempuan cantik yang sedang duduk termenung. Chandra sedikit salah
tingkah ketika melihat perempuan itu, dan ia merasa bahwa benih – benih cinta
sudah tumbuh di hatinya. Chandra pun meyakinkan hatinya sekali lagi, bahwa ia
jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika sedang mengangumi kecantikan
perempuan tersebut, tiba – tiba datanglah seorang laki – laki yang
menghampiri perempuan tersebut, ternyata
dia adalah Daffa. Daffa menggandeng perempuan itu dengan sangat mesra. Chandra
pun tertegun seakan tak percaya, menurut hematnya, Daffa itu adalah pacar dari
perempuan yang baru saja ia kagumi tadi.
Ketika sedang berjalan mesra, Daffa dan perempuan yang
dicintai oleh Chandra, tiba – tiba datang seorang perempuan yang bernama
Samara, ia menarik tangan Daffa dan cekcok dengan perempuan idaman Chandra.
Daffa pun akhirnya mengikuti Samara, dan meninggalkan perempuan tersebut.
Chandra yang dari tadi memperhatikan tidak jauh dari lokasi, akhirnya
memberanikan diri untuk menghampiri perempuan yang beberapa waktu yang lalu ia
kagumi itu. Chandra pun menanyakan namanya, dan ternyata namanya Kyla. Chandra
terus melontarkan pertanyaan. Ternyata spekulasi Chandra benar, bahwa Kyla dan
Daffa berpacaran, tapi Kyla sendiri juga tidak tahu siapa itu Samara yang tadi
menarik Daffa. Belakangan diketahui, Samara adalah selingkuhan Daffa.
Pada setiap detiknya, kecintaan Chandra terhadap Kyla
semakin besar. Ia pun bertanya meyakinkan dirinya, apakah Kyla adalah perempuan
yang tepat untuk mengisi hatinya dan menemani hidupnya. Chandra pun membuat
keputusan, ia ingin menyatakan cinta kepada Kyla. Akhirnya, Chandra menyatakan
perasaanya kepada Kyla. Kyla pun sedikit bingung dengan apa yang dilakukan
Chandra. Ia berpikir, dan akhirnya membuat keputusan bahwa ia hanya berteman
dengan Chandra, sebagai sahabat. Meskipun awalnya kecewa, Chandra tetap
menerima keputusan Kyla. Mereka pun menjadi sahabat, menjadi teman. Teman tapi
mesra. Selesai.
Pertunjukkan kelompok Bagong pun selesai. Dilanjutkan
oleh kelompok – kelompok lain. Penampilan mereka beragam, mulai dari drama
tentang musibah asap Riau, joget India, sampe make up-an. Setelah semua
pertunjukkan selesai, kami diperintahkan untuk kembali ke kelas untuk
beristirahat.
Sesampainya di kelas, beberapa dari kami mengganti
pakaian. Gue engga ganti pakaian, karena menurut gue itu udah nyaman, senyaman
gue kalo sama dia. Ehm. Ketika baru selesai ganti baju, tiba – tiba ada kakak
kelas yang menyruh kita untuk tidur. Lampu langsung dimatiin semua. Gelap. Gue
sedikit panik. Yang lain udah pada naik ke atas meja untuk tidur. Gua masih
berdiri santai. Terus kakak kelas bilang jangan ada yang tidur di lantai.
Kepanikan gue bertambah 0,1 persen. Karena meja udah penuh semua. Tiba – tiba datang
ide brilian ke otak gue. Kakak kelas bilang jangan ada yang tidur di lantai,
jadi gue berinisiatif menggunakan beberapa kursi gue jajarin untuk tidur. Terus
gue pun mulai berbaring, engga lama temen sekelas gue, Dipo hampirin gue dan
dia bilang dia mau tidur disamping gue. Gue si engga masalah, tapi masalahnya
kursi itu engga lebar – lebar amat, dan badannya Dipo engga kecil juga.
Akhirnya tidurlah gue dengan posisi setengah. Persis kaya ikan sardine
kalengan. Mungkin itu engga bisa dikatakan tidur menurut gue. Karena itu
berlangsung kurang lebih 3 jam sebelum penderitaan selanjutnya dimulai.
Kampret. Kata itu yang terus terngiang di kepala gua.
Tiba – tiba ada suara sirine. Suara orang teriak. Kepanikan merajalela di seluruh
penjuru kelas. Kita disuruh untuk turun kebawah dalam waktu 5 menit, dengan
membawa dasi, nametag, dan senter. Gue udah lumayan gece, tapi pas ditangga gue
ketinggalan senter. Dan engga lama gue nemuin senter di tas. Setelah semua
turun, kita dibarisin dan dijelasin akan melakukan jurit malam. Jurit malam ada
5 pos kalo engga salah. Setiap dua kelompok ke satu pos, gue sama kelompok
Aswata. Pos pertama yang gue kunjungin berada di parkiran motor, kita
dibarisin. Disuruh nutup mata make dasi, lalu tangan ke pundak temen yang di
depannya. Di depan orang yang paling depan, ada 5 ember yang berisikan sesuatu,
kaya pensil, tali rafia, agar – agar, botol plastik dan semacamnya. Setelah
kita megang semua yang ada di dalam ember, kita ditanya dan disuruh menebak apa
isinya. Di pos itu kita juga di suruh buta tuli, yaitu kita merem dan tidak mendengar
apapun termasuk instruksi dari kakak kelas.
Selanjutnya kami bergerak menuju pos kedua. Pos kedua
di depan Masjid. Di pos kedua, kelompok gue bersama kelompoknya Makka. Disitu
kita baris satu saf dan kelompoknya Makka juga gitu, kita saling berhadapan.
Kita disuruh mengintropeksi masing – masing.
Setelah itu bergerak ke pos ketiga. Pos ketiga di
depan kebun tanaman obat. Di pos ketiga, kembali kita disuruh baris satu saf
dan melakukan seperti saat tes wawancara, tapi sedikit berbeda. Siapa yang
paling pantas jadi ketua kelompok baris di paling kanan. Terus kita ditanya –
tanyain soal kepemimpinan gitu.
Setelah selesai, kita ke pos keempat. Pos keemapat
berada di ruang kelas lantai 2. Kita dipecah, untuk masuk ke ruangan yang
berbeda. Sebelum masuk ke ruangan, kita disuruh menutup mata. Setelah itu, kita
dibimbing untuk ke masuk ke ruang kelas. Setelah diperbolehin buka mata,
ternyata gue udah ada di pojokan kelas dengan satu batang lilin menyala dan
kertas yang berisi pertanyaan yang berbau dengan horror. Gue dikasih waktu
untuk mikir beberapa menit. Setelah itu gue kaget ternyata bukan cuman gue yang
ada di ruangan itu, tapi juga ada Wishnu. Terus kita ditanyain jawabannya apa,
dan alasannya. Kampretnya gue salah jawab. Untung engga dihukum. Setelah itu
gue keluar kelas, dan kembali bersatu dengan kelompok gue.
Terus kita disuruh turun untuk ke pos terakhir yang
berada di depan kantin. Di pos itu kita baris, dan di jelasin bahwa kita harus
menemukan barang sesuai dengan clue yang diberikan, ada kelompok lain juga, dua
kelompok beda clue dan barang. Jujur, pas dibacain cluenya gue engga ngerti
sama sekali itu barang apa. Terus kita disuruh milih 2 orang pertama untuk
nyari itu barang bergantian terus sama 2 orang selanjutnya. Ketika waktunya
habis, kelompok gue dapet satu barang yaitu chiki Cheetos. Gue mikir lumayan
lah dapet 1 barang, daripada engga sama sekali. Dan kampretnya, itu bukan
barang milik kelompok kita. Wadu, salah ngambil. Terus kita ditawarin mau
ngasih barang itu atau engga, dan kita pun akhirnya memberikan barang itu untuk
kelompok lain.
Setelah selesai, kita kembali baris ke lapangan. Pas
udah kumpul semua kelompok, kakak ke;as yang namanya ka Rozy, maju ke depan dia
bilang ada satu orang yang mau mengundurkan diri dari OSIS. Terus orang itu
disuruh maju ke depan, gue engga mau nyebutin namanya ya. Terus ka Rozy nyuruh
dia ngejelasin ke semuanya apa yang udah dia bilang ke ka Rozy. Intinya, dia
bilang masa SMA adalah masa untuk belajar, organisasi itu tidak penting, dan
dia cuma coba – coba ikut LDKS. Terus kakak kelas nanya dia mau ngapain, dia
bilang mau pulang besok hari. Setelah itu selesai kita kembali ke ruangan untuk
istirahat.
Bersambung…
Baca juga:
0 komentar:
Posting Komentar