Kamis, 21 Januari 2016

Angin Yang Membawaku Kembali Kesini Bagian Ketiga


Setelah makan komando, ada kakak kelas 12 bu Juli selaku pembina OSIS, dan pak Dudung selaku wakil kepala sekolah untuk memberikan materi kepada peserta. Setelah selesai, kita diinstruksikan untuk melakukan persiapan untuk persembahan 10 menit yang akan datang. Setelah berganti kostum, seluruh peserta turun ke bawah, iyalah masa keatas. Setelah itu kami duduk per kelompok. Dan seperti biasa, kita ditawarkan siapa yang mau maju pertama. Tanpa terduga lagi, teman – teman sekelompok gue beberapa menunjuk tangan yang menandakan kelompok Bagong ingin tampil pertama, kejadiannya hampir sama saat ingin presentasi. Kami pun maju, dan sedikit agak lama untuk mengecek sound system. Setelah kurang lebih 5 menit delay, kami pun mulai beraksi.

Seperti yang gue tulis di bagian pertama, gue menampilkan drama tanpa dialog, hanya gestur tubuh dan diiringi lagu yang tepat. Jadi kisah ini diperankan oleh 4 orang, yaitu gue, Kyla, Daffa, dan Samara. Rafi bermain gitar, Aisha menyanyi, Nay sebagai narator, dan Kiki bermain marakas. Jujur, gue harus punya keberanian lebih untuk memainkan peran ini. Bisa dibilang peran gue cukup vital, tapi bukan kaya alat vital, dan juga bukan kaya pemain Bayern Munchen, Arturo Vidal.  Pertunjukkan pun dimulai!

Dikisahkan ada seorang remaja laki – laki yang bernama Chandra sedang berjalan di koridor sekolah, secara tak terduga ia melihat seorang perempuan cantik yang sedang duduk termenung. Chandra sedikit salah tingkah ketika melihat perempuan itu, dan ia merasa bahwa benih – benih cinta sudah tumbuh di hatinya. Chandra pun meyakinkan hatinya sekali lagi, bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika sedang mengangumi kecantikan perempuan tersebut, tiba – tiba datanglah seorang laki – laki yang menghampiri  perempuan tersebut, ternyata dia adalah Daffa. Daffa menggandeng perempuan itu dengan sangat mesra. Chandra pun tertegun seakan tak percaya, menurut hematnya, Daffa itu adalah pacar dari perempuan yang baru saja ia kagumi tadi.

Ketika sedang berjalan mesra, Daffa dan perempuan yang dicintai oleh Chandra, tiba – tiba datang seorang perempuan yang bernama Samara, ia menarik tangan Daffa dan cekcok dengan perempuan idaman Chandra. Daffa pun akhirnya mengikuti Samara, dan meninggalkan perempuan tersebut. Chandra yang dari tadi memperhatikan tidak jauh dari lokasi, akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri perempuan yang beberapa waktu yang lalu ia kagumi itu. Chandra pun menanyakan namanya, dan ternyata namanya Kyla. Chandra terus melontarkan pertanyaan. Ternyata spekulasi Chandra benar, bahwa Kyla dan Daffa berpacaran, tapi Kyla sendiri juga tidak tahu siapa itu Samara yang tadi menarik Daffa. Belakangan diketahui, Samara adalah selingkuhan Daffa.

Pada setiap detiknya, kecintaan Chandra terhadap Kyla semakin besar. Ia pun bertanya meyakinkan dirinya, apakah Kyla adalah perempuan yang tepat untuk mengisi hatinya dan menemani hidupnya. Chandra pun membuat keputusan, ia ingin menyatakan cinta kepada Kyla. Akhirnya, Chandra menyatakan perasaanya kepada Kyla. Kyla pun sedikit bingung dengan apa yang dilakukan Chandra. Ia berpikir, dan akhirnya membuat keputusan bahwa ia hanya berteman dengan Chandra, sebagai sahabat. Meskipun awalnya kecewa, Chandra tetap menerima keputusan Kyla. Mereka pun menjadi sahabat, menjadi teman. Teman tapi mesra. Selesai.

Pertunjukkan kelompok Bagong pun selesai. Dilanjutkan oleh kelompok – kelompok lain. Penampilan mereka beragam, mulai dari drama tentang musibah asap Riau, joget India, sampe make up-an. Setelah semua pertunjukkan selesai, kami diperintahkan untuk kembali ke kelas untuk beristirahat.

Sesampainya di kelas, beberapa dari kami mengganti pakaian. Gue engga ganti pakaian, karena menurut gue itu udah nyaman, senyaman gue kalo sama dia. Ehm. Ketika baru selesai ganti baju, tiba – tiba ada kakak kelas yang menyruh kita untuk tidur. Lampu langsung dimatiin semua. Gelap. Gue sedikit panik. Yang lain udah pada naik ke atas meja untuk tidur. Gua masih berdiri santai. Terus kakak kelas bilang jangan ada yang tidur di lantai. Kepanikan gue bertambah 0,1 persen. Karena meja udah penuh semua. Tiba – tiba datang ide brilian ke otak gue. Kakak kelas bilang jangan ada yang tidur di lantai, jadi gue berinisiatif menggunakan beberapa kursi gue jajarin untuk tidur. Terus gue pun mulai berbaring, engga lama temen sekelas gue, Dipo hampirin gue dan dia bilang dia mau tidur disamping gue. Gue si engga masalah, tapi masalahnya kursi itu engga lebar – lebar amat, dan badannya Dipo engga kecil juga. Akhirnya tidurlah gue dengan posisi setengah. Persis kaya ikan sardine kalengan. Mungkin itu engga bisa dikatakan tidur menurut gue. Karena itu berlangsung kurang lebih 3 jam sebelum penderitaan selanjutnya dimulai.

Kampret. Kata itu yang terus terngiang di kepala gua. Tiba – tiba ada suara sirine. Suara orang teriak. Kepanikan merajalela di seluruh penjuru kelas. Kita disuruh untuk turun kebawah dalam waktu 5 menit, dengan membawa dasi, nametag, dan senter. Gue udah lumayan gece, tapi pas ditangga gue ketinggalan senter. Dan engga lama gue nemuin senter di tas. Setelah semua turun, kita dibarisin dan dijelasin akan melakukan jurit malam. Jurit malam ada 5 pos kalo engga salah. Setiap dua kelompok ke satu pos, gue sama kelompok Aswata. Pos pertama yang gue kunjungin berada di parkiran motor, kita dibarisin. Disuruh nutup mata make dasi, lalu tangan ke pundak temen yang di depannya. Di depan orang yang paling depan, ada 5 ember yang berisikan sesuatu, kaya pensil, tali rafia, agar – agar, botol plastik dan semacamnya. Setelah kita megang semua yang ada di dalam ember, kita ditanya dan disuruh menebak apa isinya. Di pos itu kita juga di suruh buta tuli, yaitu kita merem dan tidak mendengar apapun termasuk instruksi dari kakak kelas.

Selanjutnya kami bergerak menuju pos kedua. Pos kedua di depan Masjid. Di pos kedua, kelompok gue bersama kelompoknya Makka. Disitu kita baris satu saf dan kelompoknya Makka juga gitu, kita saling berhadapan. Kita disuruh mengintropeksi masing – masing.
Setelah itu bergerak ke pos ketiga. Pos ketiga di depan kebun tanaman obat. Di pos ketiga, kembali kita disuruh baris satu saf dan melakukan seperti saat tes wawancara, tapi sedikit berbeda. Siapa yang paling pantas jadi ketua kelompok baris di paling kanan. Terus kita ditanya – tanyain soal kepemimpinan gitu.

Setelah selesai, kita ke pos keempat. Pos keemapat berada di ruang kelas lantai 2. Kita dipecah, untuk masuk ke ruangan yang berbeda. Sebelum masuk ke ruangan, kita disuruh menutup mata. Setelah itu, kita dibimbing untuk ke masuk ke ruang kelas. Setelah diperbolehin buka mata, ternyata gue udah ada di pojokan kelas dengan satu batang lilin menyala dan kertas yang berisi pertanyaan yang berbau dengan horror. Gue dikasih waktu untuk mikir beberapa menit. Setelah itu gue kaget ternyata bukan cuman gue yang ada di ruangan itu, tapi juga ada Wishnu. Terus kita ditanyain jawabannya apa, dan alasannya. Kampretnya gue salah jawab. Untung engga dihukum. Setelah itu gue keluar kelas, dan kembali bersatu dengan kelompok gue.

Terus kita disuruh turun untuk ke pos terakhir yang berada di depan kantin. Di pos itu kita baris, dan di jelasin bahwa kita harus menemukan barang sesuai dengan clue yang diberikan, ada kelompok lain juga, dua kelompok beda clue dan barang. Jujur, pas dibacain cluenya gue engga ngerti sama sekali itu barang apa. Terus kita disuruh milih 2 orang pertama untuk nyari itu barang bergantian terus sama 2 orang selanjutnya. Ketika waktunya habis, kelompok gue dapet satu barang yaitu chiki Cheetos. Gue mikir lumayan lah dapet 1 barang, daripada engga sama sekali. Dan kampretnya, itu bukan barang milik kelompok kita. Wadu, salah ngambil. Terus kita ditawarin mau ngasih barang itu atau engga, dan kita pun akhirnya memberikan barang itu untuk kelompok lain.


Setelah selesai, kita kembali baris ke lapangan. Pas udah kumpul semua kelompok, kakak ke;as yang namanya ka Rozy, maju ke depan dia bilang ada satu orang yang mau mengundurkan diri dari OSIS. Terus orang itu disuruh maju ke depan, gue engga mau nyebutin namanya ya. Terus ka Rozy nyuruh dia ngejelasin ke semuanya apa yang udah dia bilang ke ka Rozy. Intinya, dia bilang masa SMA adalah masa untuk belajar, organisasi itu tidak penting, dan dia cuma coba – coba ikut LDKS. Terus kakak kelas nanya dia mau ngapain, dia bilang mau pulang besok hari. Setelah itu selesai kita kembali ke ruangan untuk istirahat.

Bersambung…

Baca juga:

0 komentar:

Posting Komentar