Selasa, 10 November 2015

Angin Yang Membawaku Kembali Kesini

Assalamualaikum wr.wb, akhirnya gue bisa sempetin waktu gue untuk ngepost lagi, karena kepadatan jadwal gue di SMA. Inilah masa SMA, kehidupan gue sedikit demi sedikit mulai berubah, ke arah yang positif tapi ya. Pada post kali ini, gue akan menceritakan pengalaman gue dalam proses menjadi pengurus OSIS SMAN 34 Jakarta. Check this out!

Jujur, sebelum menempuh UN SMP, gue sempat berpikir tidak ingin melanjutkan karir dalam kepengurusan OSIS di SMA nanti. Tapi entah kenapa, ketika gue udah mulai bersekolah di SMA, tumbuh kembali rasa untuk bersosialisasi dan berpartisipasi aktif untuk membuat kehidupan masa SMA yang engga gitu – gitu aja dalam artian melakukan kegiatan yang positif dan tentunya bermanfaat untuk orang banyak, terutama warga sekolah. Akhirnya gue memutuskan untuk melanjutkan karir sebagai pengurus OSIS SMAN 34 Jakarta.

Pada tanggal 08 Oktober 2015, gue ngambil formulir pendaftaran di ruang OSIS. Formulir itu menginstruksikan kita untuk menuliskan data diri beserta melampirkan foto dan terdapat dua pertanyaan yang harus diisi dengan minimal 500 kata. Pertanyaan yang pertama itu alasan mengapa kita harus berorganisasi, dan yang kedua apa yang akan kita lakukan jika menjadi pengurus OSIS/PK. Gue berpikir keras selama kurang lebih dua hari, dan akhirnya selesai juga. Pada tanggal 12 Oktober, pengembalian formulir di ruang OSIS, dan kita diberi tahu untuk mengikuti tes tulis akan diadakan tanggal 16 dan tes wawancara tanggal 17.

Gue mempersiapkan diri untuk tes tulis dan wawancara. Gue nyari – nyari info tentang SMAN 34 Jakarta di internet dan gue juga sering baca artikel – artikel di Wikipedia. Hari tes tulis pun tiba, gue duduk di samping Audi, temen sebangku gue dikelas. Tes tulis berdurasi kurang lebih 2 jam. Soalnya tuh terdiri dari 3 bagian kalau gue engga salah, yang pertama tentang Organisasi, kedua tentang 34, dan ketiga pengetahuan umum. Gue ngerjain soal yang menurut gue mudah dulu tentunya. Soal tentang organisasi gue kerjain duluan tapi masih ada beberapa yang bolong, abis itu soal pengetahuan umum sama masih ada yang bolong, dan tentang 34 pun begitu. Uniknya, kakak – kakak OSIS ini berbaik hati, mereka menawarkan kesempatan bagi siapa aja yang mau maju untuk nyanyi, stand up comedy, pidato, dan lainnya dengan imbalan akan diberikan poin dan dikasih tau 2 jawaban. Beberapa orang udah maju termasuk Audi, gue juga tadinya mau maju untuk stand up, tapi takut garing. Gue juga berpikir untuk lompat lewatin lingkaran api, gaada alatnya. Akhirnya tes pun berakhir, dengan perjuangan gue mengarang bebas. Gue melupakan tes tulis dan fokus untuk tes wawancara esok harinya.

Gue udah melalui dua kali tes wawancara ketika di SMP, gue bisa dikatakan punya pengalaman dan menambah sedikit kesiapan mental gue. Tes wawancara kali ini berbeda ketika gue di SMP. Kali ini dibagi jadi beberapa kelompok yang beranggotakan kurang lebih 10 orang. Gue di kelompok 6, sebelum wawancara dimulai ada brivieng terlebih dahulu. Jadi dijelaskan bahwa tes wawancara ini terdiri dari beberapa pos, kalo gue enga lupa ya ada sekitar 8 pos. Ada pos program kerja, mental, kepemimpinan, dua pos problem solving, tata tertib, pengetahuan umum, dan, pengetahuan serta problem solving tentang keagamaan. Di setiap pos, ada aja kejadian yang lucu, unik, maupun menegangkan kaya malem pertama. Gue bahas satu – satu ya.

Pos yang kelompok gue lalui pertama adalah pos program kerja. Satu kelompok dibagi jadi dua dan masuk secara bergantian, gue masuk di gelombang kedua. Pada pos itu, kita tanyakan dengan program apa aja yang akan kita lakukan ketika kita sudah resmi menjadi pengurus OSIS. Pos selanjutnya adalah pos problem solving 1, disitu kita ditanyain satu orang satu kakak OSIS bagaimana cara kita untuk menyelesaikan suatu masalah yang biasa terjadi di OSIS kedepannya. Pos ketiga itu pos mental, kita disuruh duduk siap. Kita ditanyakan beberapa pertanyaan dan peraturannya kalau ingin menjawab harus angkat tangan terlebih dahulu dan ditunjuk lalu berdiri dan baru boleh menjawab, selain itu kita dilarang keras melihat ke sumber suara. Menurut gue, tes mental ini engga kejam atau keras banget.

Pos keempat itu pos kepemimpinan. Di pos ini unik, pertama kita disuruh baris satu saf dan kakak OSIS menginstruksikan yang merasa pantas menjadi pengurus OSIS baris di paling kanan. Gue awal baris dipaling kiri, dan saling rebut – rebutan kan, karena banyak cewe, jadi gue engga enak masa cewe gue dorong, akhirnya gue membiarkan yang cewe untuk baris di paling kanan. Setelah semuanya udah baris, salah satu kakak OSIS cowo bilang ke gue, ‘kenapa lu paling kiri? Lu cowo, gede, tinggi, kumisan lagi’. Gue si engga kesel, malah bingung, hubungan kumis dengan rebutan posisi itu apa coba. Setelah itu, kita ditanyain satu – satu lagi tentang kepemimpinan, visi dan misi. Gue diwawancarain sama kakak OSIS yang cantik banget menurut gue, namanya sebut saja kapten hahaha.

Setelah itu ke pos pengetahuan umum tentang keagamaan, disitu dibagi jadi dua lagi. Kita dikasih beberapa pertanyaan dalam 1 menit, setelah itu ditanyakan bagaimana cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan agama. Setelah itu kita k epos problem solving 2, disitu kita kembali ditanyakan beberapa hal yang membuat kita harus berpikir kritis dan membuat skala prioritas yang terbaik. Setelah itu ke pos tata tertib, disitu kita ditanyain tentang segala macam tata tertib dan pos yang terakhir adalah pos pengetahuan umum. Dikasih pertanyaan yang menangkat tangan dan ditunjuk baru boleh jawab, disitu gue jawab cukup banyak sampe – sampe kakak OSIS nya bilang gue engga usah jawab lagi hahaha. Berakhirlah tes wawancara.

Membutuhkan waktu selama satu minggu untuk menentukan siapa saja yang lolos dari seleksi tahap awal ini. Beberapa hari sebelumnya ada desas desus bocoran daftar nama yang lolos, beberapa teman gue mengatakan kalau dia lolos, dan uniknya mereka juga bilang kalo gue lolos karena nama gue di urutan pertama. Gue bingung, nama gue berinisial C, bukan A, lalu kenapa gue di urutan pertama. Gue pun tidak terlalu beraksi berlebihan setelah teman gue berkata seperti itu. Gue lebih tenang kalau sudah ada pengumuman resmi. Dan akhirnya diumumkan lah daftar nama yang lolos melalui interner. Dan ternyata benar, nama gue di urutan pertama. Gue bingung sekaligus bersyukur. Pada file tersebut juga sudah dibagikan kelompok – kelompok  untuk LDKS yang akan diadakan tanggal 30 – 31 Oktober. Kelompok-nya sesuai dengan nama tokoh perwayangan yang terdiri dari 10 kelompok. Gue masuk kedalam kelompok 6, yaitu kelompok Bagong yang terdiri dari 9 orang. Di file tersebut kita juga diberikan tugas pertama yaitu membuat nametag sesuai ketentuan, program kerja inovasi, dan penampilan untuk persembahan. Gue bingung antara merasa tertantang atau mau guling – gulingan. Dalam waktu 6 hari, yang terbilang cukup mepet apalagi ditambah banyaknya tugas dan ulangan di kehidupan remaja SMA, itu semakin cepet rasanya. Karena gue sudah bermodal bismillah ditambah restu orang tua dan ridho Allah, gue pun merasa siap untuk menyelesaikan itu dalam tempo 6 hari.

0 komentar:

Posting Komentar