Assalamualaikum wr.wb, akhirnya gue bisa sempetin
waktu gue untuk ngepost lagi, karena kepadatan jadwal gue di SMA. Inilah masa
SMA, kehidupan gue sedikit demi sedikit mulai berubah, ke arah yang positif
tapi ya. Pada post kali ini, gue akan menceritakan pengalaman gue dalam proses
menjadi pengurus OSIS SMAN 34 Jakarta. Check
this out!
Jujur, sebelum menempuh UN SMP, gue sempat berpikir
tidak ingin melanjutkan karir dalam kepengurusan OSIS di SMA nanti. Tapi entah
kenapa, ketika gue udah mulai bersekolah di SMA, tumbuh kembali rasa untuk
bersosialisasi dan berpartisipasi aktif untuk membuat kehidupan masa SMA yang
engga gitu – gitu aja dalam artian melakukan kegiatan yang positif dan tentunya
bermanfaat untuk orang banyak, terutama warga sekolah. Akhirnya gue memutuskan
untuk melanjutkan karir sebagai pengurus OSIS SMAN 34 Jakarta.
Pada tanggal 08 Oktober 2015, gue ngambil formulir
pendaftaran di ruang OSIS. Formulir itu menginstruksikan kita untuk menuliskan
data diri beserta melampirkan foto dan terdapat dua pertanyaan yang harus diisi
dengan minimal 500 kata. Pertanyaan yang pertama itu alasan mengapa kita harus
berorganisasi, dan yang kedua apa yang akan kita lakukan jika menjadi pengurus
OSIS/PK. Gue berpikir keras selama kurang lebih dua hari, dan akhirnya selesai
juga. Pada tanggal 12 Oktober, pengembalian formulir di ruang OSIS, dan kita
diberi tahu untuk mengikuti tes tulis akan diadakan tanggal 16 dan tes
wawancara tanggal 17.
Gue mempersiapkan diri untuk tes tulis dan wawancara.
Gue nyari – nyari info tentang SMAN 34 Jakarta di internet dan gue juga sering
baca artikel – artikel di Wikipedia. Hari tes tulis pun tiba, gue duduk di
samping Audi, temen sebangku gue dikelas. Tes tulis berdurasi kurang lebih 2 jam.
Soalnya tuh terdiri dari 3 bagian kalau gue engga salah, yang pertama tentang
Organisasi, kedua tentang 34, dan ketiga pengetahuan umum. Gue ngerjain soal
yang menurut gue mudah dulu tentunya. Soal tentang organisasi gue kerjain
duluan tapi masih ada beberapa yang bolong, abis itu soal pengetahuan umum sama
masih ada yang bolong, dan tentang 34 pun begitu. Uniknya, kakak – kakak OSIS
ini berbaik hati, mereka menawarkan kesempatan bagi siapa aja yang mau maju
untuk nyanyi, stand up comedy, pidato, dan lainnya dengan imbalan akan
diberikan poin dan dikasih tau 2 jawaban. Beberapa orang udah maju termasuk
Audi, gue juga tadinya mau maju untuk stand up, tapi takut garing. Gue juga
berpikir untuk lompat lewatin lingkaran api, gaada alatnya. Akhirnya tes pun berakhir,
dengan perjuangan gue mengarang bebas. Gue melupakan tes tulis dan fokus untuk
tes wawancara esok harinya.
Gue udah melalui dua kali tes wawancara ketika di SMP,
gue bisa dikatakan punya pengalaman dan menambah sedikit kesiapan mental gue. Tes
wawancara kali ini berbeda ketika gue di SMP. Kali ini dibagi jadi beberapa
kelompok yang beranggotakan kurang lebih 10 orang. Gue di kelompok 6, sebelum
wawancara dimulai ada brivieng terlebih dahulu. Jadi dijelaskan bahwa tes
wawancara ini terdiri dari beberapa pos, kalo gue enga lupa ya ada sekitar 8
pos. Ada pos program kerja, mental, kepemimpinan, dua pos problem solving, tata
tertib, pengetahuan umum, dan, pengetahuan serta problem solving tentang
keagamaan. Di setiap pos, ada aja kejadian yang lucu, unik, maupun menegangkan
kaya malem pertama. Gue bahas satu – satu ya.
Pos yang kelompok gue lalui pertama adalah pos program
kerja. Satu kelompok dibagi jadi dua dan masuk secara bergantian, gue masuk di
gelombang kedua. Pada pos itu, kita tanyakan dengan program apa aja yang akan
kita lakukan ketika kita sudah resmi menjadi pengurus OSIS. Pos selanjutnya
adalah pos problem solving 1, disitu kita ditanyain satu orang satu kakak OSIS
bagaimana cara kita untuk menyelesaikan suatu masalah yang biasa terjadi di OSIS
kedepannya. Pos ketiga itu pos mental, kita disuruh duduk siap. Kita ditanyakan
beberapa pertanyaan dan peraturannya kalau ingin menjawab harus angkat tangan
terlebih dahulu dan ditunjuk lalu berdiri dan baru boleh menjawab, selain itu
kita dilarang keras melihat ke sumber suara. Menurut gue, tes mental ini engga
kejam atau keras banget.
Pos keempat itu pos kepemimpinan. Di pos ini unik,
pertama kita disuruh baris satu saf dan kakak OSIS menginstruksikan yang merasa
pantas menjadi pengurus OSIS baris di paling kanan. Gue awal baris dipaling
kiri, dan saling rebut – rebutan kan, karena banyak cewe, jadi gue engga enak
masa cewe gue dorong, akhirnya gue membiarkan yang cewe untuk baris di paling
kanan. Setelah semuanya udah baris, salah satu kakak OSIS cowo bilang ke gue,
‘kenapa lu paling kiri? Lu cowo, gede, tinggi, kumisan lagi’. Gue si engga
kesel, malah bingung, hubungan kumis dengan rebutan posisi itu apa coba.
Setelah itu, kita ditanyain satu – satu lagi tentang kepemimpinan, visi dan
misi. Gue diwawancarain sama kakak OSIS yang cantik banget menurut gue, namanya
sebut saja kapten hahaha.
Setelah itu ke pos pengetahuan umum tentang keagamaan,
disitu dibagi jadi dua lagi. Kita dikasih beberapa pertanyaan dalam 1 menit,
setelah itu ditanyakan bagaimana cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
agama. Setelah itu kita k epos problem solving 2, disitu kita kembali
ditanyakan beberapa hal yang membuat kita harus berpikir kritis dan membuat
skala prioritas yang terbaik. Setelah itu ke pos tata tertib, disitu kita
ditanyain tentang segala macam tata tertib dan pos yang terakhir adalah pos
pengetahuan umum. Dikasih pertanyaan yang menangkat tangan dan ditunjuk baru
boleh jawab, disitu gue jawab cukup banyak sampe – sampe kakak OSIS nya bilang
gue engga usah jawab lagi hahaha. Berakhirlah tes wawancara.
Membutuhkan waktu selama satu minggu untuk menentukan
siapa saja yang lolos dari seleksi tahap awal ini. Beberapa hari sebelumnya ada
desas desus bocoran daftar nama yang lolos, beberapa teman gue mengatakan kalau
dia lolos, dan uniknya mereka juga bilang kalo gue lolos karena nama gue di
urutan pertama. Gue bingung, nama gue berinisial C, bukan A, lalu kenapa gue di
urutan pertama. Gue pun tidak terlalu beraksi berlebihan setelah teman gue
berkata seperti itu. Gue lebih tenang kalau sudah ada pengumuman resmi. Dan
akhirnya diumumkan lah daftar nama yang lolos melalui interner. Dan ternyata
benar, nama gue di urutan pertama. Gue bingung sekaligus bersyukur. Pada file
tersebut juga sudah dibagikan kelompok – kelompok untuk LDKS yang akan diadakan tanggal 30 – 31
Oktober. Kelompok-nya sesuai dengan nama tokoh perwayangan yang terdiri dari 10
kelompok. Gue masuk kedalam kelompok 6, yaitu kelompok Bagong yang terdiri dari
9 orang. Di file tersebut kita juga diberikan tugas pertama yaitu membuat
nametag sesuai ketentuan, program kerja inovasi, dan penampilan untuk
persembahan. Gue bingung antara merasa tertantang atau mau guling – gulingan.
Dalam waktu 6 hari, yang terbilang cukup mepet apalagi ditambah banyaknya tugas
dan ulangan di kehidupan remaja SMA, itu semakin cepet rasanya. Karena gue
sudah bermodal bismillah ditambah restu orang tua dan ridho Allah, gue pun
merasa siap untuk menyelesaikan itu dalam tempo 6 hari.
0 komentar:
Posting Komentar