Lanjutan dari Angin Yang Membawaku Kembali Kesini
Senin, 26 Oktober diadakan pertemuan calon anggota OSIS/PK beserta kakak – kakak panitia. Setelah pemberitahuan, kita terpecah per kelompok. Kelompok Bagong terdiri dari Rafi, Daffa, gue, Kiki, Kyla, Nay, Samara, Aisha, dan Khalisha. Kelompok Bagong dimentori oleh ka Arya meskipun dia gamau di panggil Arya, maunya dipanggil bangki karena menurut penuturannya, teman – teman ka Arya melihat ka Arya mirip dengan Kiki, salah satu personel CJR. Jadi dipanggilah bangki atau singkatan dari bang Kiki. Disitu kita musyawarah untuk menentukan siapa ketua kelompok yang bisa dikatakan bukan dengan cara musyawah tetapi dengan menutup mata lalu bangki menginstruksikan untuk menunjuk siapa yang paling pantas menjadi ketua kelompok.
Dan terpilihlah Daffa sebagai ketua kelompok. Setelah itu kita diskusi tentang persembahan tetapi buntu, progja inovasi juga tidak menemui titik temu. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan diskusi di grup LINE. Kita berpikir keras mencari ide untuk progja dan persembahan, ada beberapa opsi namun dikatakan masih kurang mantap. Saat hari Selasa, gue, Rafi, Nay, dan Kyla serta bangki berdiskusi sedangkan yang lainnya izin. Saat itu kami menemukan ide untuk progja, progja itu kami namakan ‘SENYUM MANDIRI’ yang singkatan dari senam asoy Jumat dan motivasi alumni. Keesokan harinya kita setelah pulang sekolah menuju ke rumah Kiki, karena paling deket dari 34. Disitu kita ngebuat proposal progja sambil buat nametag dan mikir keras (lagi) untuk persembahan. Pas mau maghrib akhirnya kita menemukan ide untuk persembahan. Jadi seperti drama namun tanpa suara, melainkan diiringi oleh lagu yang beralur. Terdengar mainstream emang, tapi gapapa karena emang udah mepet abis.
Senin, 26 Oktober diadakan pertemuan calon anggota OSIS/PK beserta kakak – kakak panitia. Setelah pemberitahuan, kita terpecah per kelompok. Kelompok Bagong terdiri dari Rafi, Daffa, gue, Kiki, Kyla, Nay, Samara, Aisha, dan Khalisha. Kelompok Bagong dimentori oleh ka Arya meskipun dia gamau di panggil Arya, maunya dipanggil bangki karena menurut penuturannya, teman – teman ka Arya melihat ka Arya mirip dengan Kiki, salah satu personel CJR. Jadi dipanggilah bangki atau singkatan dari bang Kiki. Disitu kita musyawarah untuk menentukan siapa ketua kelompok yang bisa dikatakan bukan dengan cara musyawah tetapi dengan menutup mata lalu bangki menginstruksikan untuk menunjuk siapa yang paling pantas menjadi ketua kelompok.
Dan terpilihlah Daffa sebagai ketua kelompok. Setelah itu kita diskusi tentang persembahan tetapi buntu, progja inovasi juga tidak menemui titik temu. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan diskusi di grup LINE. Kita berpikir keras mencari ide untuk progja dan persembahan, ada beberapa opsi namun dikatakan masih kurang mantap. Saat hari Selasa, gue, Rafi, Nay, dan Kyla serta bangki berdiskusi sedangkan yang lainnya izin. Saat itu kami menemukan ide untuk progja, progja itu kami namakan ‘SENYUM MANDIRI’ yang singkatan dari senam asoy Jumat dan motivasi alumni. Keesokan harinya kita setelah pulang sekolah menuju ke rumah Kiki, karena paling deket dari 34. Disitu kita ngebuat proposal progja sambil buat nametag dan mikir keras (lagi) untuk persembahan. Pas mau maghrib akhirnya kita menemukan ide untuk persembahan. Jadi seperti drama namun tanpa suara, melainkan diiringi oleh lagu yang beralur. Terdengar mainstream emang, tapi gapapa karena emang udah mepet abis.
Hari sudah berganti menjadi Kamis. Gue dan temen –
temen ke rumah Kiki lagi yang sebenarnya merupakan rumah orang tuanya untuk
latihan persembahan dan ngerapihin proposal. Kita latihan sampe jam 8 kira –
kira. Gimana cerita dramanya? Nanti aja gue ceritain pas dibagian persembahan
peserta LDKS, cluenya ada intrik cinta. Malamnya di grup LINE, bangki
membeeritahukan bahwa Khalisha mengundurkan diri. Emang ketebak, karena dia
gapernah dateng dan kayanya engga niat. Biarlah jadi 8 orang yang penting
berguna. Malamnya gue packing buat besok sama persiapin stamina. Gue tidur
sambil mimpi kalo gue ciuman sama tembok.
Jumat pagi gue berangkat dan tentunya dengan izin
Allah SWT dan restu kedua orang tua dan kakak gue. Di sekolah gue emang belajar
dulu, karena upacara pembukaan mulai jam 2. Pas istirahat, gue sama temen –
temen kumpul dulu di kelas IIS 3 yang bertempat di lantai atas masjid, karena
kelasnya lagi direnovasi. Kita latihan dua kali buat nyanyinya. Setelah pulang
sekolah, gue sholat Jumat dan tanpa gue duga ternyata ada pembinaan wali kelas.
Untung abis sholat Jumat gue udah ganti baju jadi putih abu – abu. Setelah
pembinaan gue turun dan langsung mencari rekan – rekan gue yang lain. Gue coba
kontak mereka melalui grup LINE untuk ketemuan di Masjid. Dan beberapa dari
mereka mulai berdatangan, dari Rafi, Kiki, Kyla, Aisha, Samara, dan Nay. Kita
bertujuh udah ngumpul, tinggal Daffa. Ka Bangki bilang untuk masuk harus
registrasi terlebih dahulu dan bareng – bareng sama semua anggota kelompok.
Kita panik, Daffa engga dateng – dateng meski udah gue LINE. Kita nungguin dia
di depan pintu gerbang dengan keadaan panik, dan akhirnya kata ka bangki kita
boleh masuk gapapa. Dan kampretnya pas kita masuk, Daffa udah ada di dalem.
Kampret abis. Kita pun sempet kesel sama Daffa, dan dia seenaknya aja bilang
gatau. Kampret.
Setelah itu kita diantar menuju ruangan kelas yang
dirubah menjadi tempat istirahat, cowo dan cewe dipisah tapi sob. Setelah naro
tas, kita langsung ke bawah untuk melaksanakan upacara pembukaan. Setelah
upacara pembukaan, kita dikasih tau ka bangki untuk nitipin handphone ke ka
bangki karena takut hilang kalo disimpen di tas. Ka Bangki juga bilang kalo
abis upacara pembukaan langsung presentasi program kerja inovasi. Kita panik
(lagi). Gue mau kayang tapi takut malu -
maluin. Gue panik karena gue rasa kurang
persiapan untuk presentasi program kerja meskipun secara garis besar gue udah
tau isinya. Nah masalahnya pembagian pembahasan dalam presentasi itu. Kita
engga ada persiapan karena langsung disuruh masuk ke ruangan untuk presentasi.
Kita duduk per kelompok ke belakang. Sebelum presentasi kita dibacakan asas
LDKS, yang waktu itu gue inget sekarang udah memudar, dan peraturan saat di
dalam ruangan seperti duduk siap, gue kasih tau aja nih ya bagi kalian yang
engga tau apa itu duduk siap. Duduk siap itu, kalian harus duduk tegak, kaki di
lantai, kedua tangan di atas paha, dan pandangan ke depan serta tidak boleh
bergerak. Kalo sebentar mah gapapa dah, lah kalo dua jam lebih gabisa kencing
lurus lagi lu. Sebelum presentasi, kakak kelas menawarkan kepada peserta LDKS,
siapa yang mau jadi pak lurah dan bu lurah. Tugasnya menyebarkan informasi
kepada teman – teman yang lain ketika mendapat informasi dari kakak kelas.
Ribet ya bacanya, ngga ah biasa aja. Dan yang jadi pa Lurah itu Dhana, dan bu
Lurah itu Nay, temen sekelompok gue.
Setelah itu, kita ditawarkan sama kakak kelas kelompok
mana yang mau maju pertama untuk presentasi. Suasana ruangan hening beberapa
saat, teman – teman yang dibelakang gue nunjuk tangan yang menandakan mereka
mau maju. Gue bingung antara panik atau seneng. Awalnya gue juga mau ngangkat
tangan, tapi gue berpikir dua kali. Akhirnya kelompok Bagong pun maju untuk
presentasi. Pas presentasi, jujur gue sedikit ragu dan panik, temen – temen gue
bagus dalam melakukan presentasi, sedangkan gue ya begitulah. Setelah kelompok
Bagong selesai presentasi, kelompok – kelompok lain rebutan tampil ke depan.
Untung gue udah maju haha.
Ketika kelompok lain presentasi, panitia menyediakan
makanan kecil, lumayan lah lagian gua juga udah baper sama dia, eh laper
maksudnya. Pas memasuki waktu Maghrib, presentasi ditunda dulu. Kita ke Masjid
untuk sholat berjamaah, membaca Al Quran, dan mendengar tausyiah sambil
menunggu waktu Isya. Setelah selesai, presentasi dilanjutkan. Saat itu, gue
ngerasa udah laper banget, dan ternyata makan kalo udah selesai semua
presentasi. Dan presentasi pun berakhir, akhirnya kemerdekaan untuk lambung dan
kolega nya pun datang juga.
Makan. Iya, kata itu bermaksud kegiatan yang dilakukan
untuk menambah nutrisi, biasanya ketika lapar. Kalo bayangin makan ya, itu
enak. Kakak – kakak kelas pun membagikan makanan ke semuanya. Gua doa, dan mau
makan eh disuruh dengerin perintah dulu. Jadi inti perintahnya, kita disuruh
menggunakan adab makan, yaitu duduk tegak, menggunakan tangan kanan, tangan
yang menghampiri mulut bukan sebaliknya, dan tetap tenang. Makanan pun harus
dihabiskan, dan teman disebelahnya boleh membantu untuk memakan makanan
temannya. Dan yang kampret menghabisakan semua makanan dalam waktu yang sudah
disepakati sebelumnya, kalau gagal akan dihukum, namanya adalah makan komando.
Ka Bangki, nanya ke kita butuh waktu berapa lama Keanekaragaman jawaban pun
muncul, ada yang bilang 10 menit, 15 menit, 20 menit, sampe
enam-ribu-sembilan-ratus-delapan-puluh-tiga-detik. Macem – macem lah pokoknya.
Dan akhirnya pun disepakati bahwa waktu makan 10 menit, dan menurut kakak
kelas, itu juga masih kelamaan. Etdah ya.
Makan komando pun dimulai. Makananya nasi, ayam,
sambal, dan sayuran. Gua si bisa – bisa aja makan dalam waktu 10 menit, lah
kalo yang engga biasa makan banyak ditambah dengan waktu yang sebentar gimana.
Kenyang kagak, modar iya. Gua yang engga terlalu suka makan timun pun, gue
paksakan untuk dimakan. Akhirnya makanan gua abis, kecuali sambel. Iyalah, gila
lu gua abisin sambel, bukan kenyang malah mencret. Orang disebelah gua pun
minta bantuin, entah antara gua kasian atau masih laper jadinya gua bantuin.
Saat makan, ada satu temen gue yaitu Jono dia kaya mau muntah gitu, engga kuat.
Temen – temen pada bantuin dia, gua mau bantuin, tapi kejauhan. Akhirnya kakak
kelas menyuruh Jono keluar dan makan pelan – pelan. Waktu 10 menit pun habis,
tapi masih banyak peserta yang belum selesai makan. Akhirnya ka Bangki
menambahkan waktu 5 menit lagi, dan akhirnya makan pun selesai.
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar