Minggu, 12 April 2015

Meretas Asa Menuju Formula 1



Assalamualaikum wr.wb, maaf ya jarang ngepost terus. UN sudah semakin dekat kawan, gue minta maaf apabila ada kesalahan kepada kalian dan gue juga meminta doa restu agar gue dan temen satu angkatan gue lulus dengan nilai terbaiik. Aamiin.  Pada kali ini gue akan membahas tentang harapan muda Indonesia di ajang Formula. Okay langsung aja.

Indonesia, iya negara kita tercinta memang belum sepenuhnya baik (sehat). Indonesia masih mempunyai beberapa aspek yang bisa dikatakan kurang. Baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, olahraga, dan lainnya. Kali ini, gue akan membahas di aspek olahraga khususnya ajang balap mobil.
Dulu, Indonesia mempunya beberapa pembalap yang digadang-gadang akan menjadi seorang pemalap handal dan mampu menembus Formula 1. Sebut saja Moreno Soeprapto, Satrio Hermanto dan Ananda Mikola.  Mereka pernah berkompetisi di beberapa ajang bergengsi seperti Formula 3000, Asian Formula Three, A1 Grand Prix, dan British F3. Memang prestasi tidak sedikit, namun tidak juga banyak. Mereka disebut sebagai calon pembalap F1 dari Indonesia, tapi hasilnya tidak demikian. Memang sponsor menjadi hal yang utama. Meskipun sudah ada beberapa sponsor, tetapi dikatakan masih kurang untuk menembus F1.

Generasi mereka saat ini sudah berlalu, sudah habis. Harapan pun juga pupus. Tapi, kita tak perlu risau. Karena ada pepatah ‘Putus Satu Tumbuh Seribu’. Iya, regenerasi. Setiap masyarakat pasti berharap regenerasi selanjutnya akan lebih baik dan berprestasi. Sekarang, sudah tumbuh dan berkembang pembalap-pembalap Indonesia seiring dengan berkembangnya olahraga balap di Indonesia.

Setidaknya, ada beberapa pembalap Indonesia yang saat ini ‘hampir mendekati’ Formula 1. Mereka adalah Rio Haryanto, Sean Gelael, dan Philo Paz. Mereka menumbuhkan kembali gairah masyarakat Indonesia akan dunia balap. Masyarakat mulai mendukung penuh dan berantusia. Harapan mereka hanya satu, membawa nama Indonesia ke tempat tertinggi. Iya, Formula 1.

Indonesia, notabenenya merupakan salah satu negara yang besar wilayahnya, dan sangat tinggi antusias terhadap ajang balap. Bahkan, sering sekali beberapa pembalap hebat berkunjung ke Indonesia, baik itu liburan ataupun  promosi.  Bahkan, Indonesia pun dilirik oleh penyelenggara balap untu menjadi salah satu tuan rumah ajang MotoGP atau Formula 1. Memang pangsa pasar Indonesia sangat menarik minat penyelenggara balap.

Sayang, memang sangat disayangkan. Sarana dan prasarana di Indonesia belum mempuni. Sirkuit masih sangat kurang baik. Bisa dikatakan Sirkuit Sentul menjadi  yang ‘terbaik’ di Indonesia. Indonesia mempunyai daerah yang cukup luas untuk membangun Sirkuit baru yang multifungsi untuk menggelar balapan MotoGP, Formula 1 , dan lainnya. Sayangnya, itu hanya wacana.

Baca Juga:
Catatan akhir tahun, cita-cita tuan rumah F1 


Indonesia lebih memilih merenovasi Sirkuit Sentul yang notabenenya terlalu klasik dan simple. Pada tahun 1997, Valentino Rossi pernah membalap dan memenangi race di sirkuit ini. Rossi mengatakan bahwa Sirkuit Sentul sangat simple dan mudah.

Meskipun direnovasi, pihak pemerintah kurang mendukung rencana ini. Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) menyerahkan perenovasian sirkuit Sentul kepada pihak swasta. Katanya, anggaran dipergunakan untuk cabor lain yang akan berlaga di Asian Games 2018. Indonesia memang ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Selain itu, ada SEA Games 2015 dan 2017, dan Olimpiade 2016. Jika KEMENPORA beralasan seperti itu, maka di periode selanjutnya pun akan tetap begitu alasannya. Lalu, bagaimana anggaran untuk olahraga balap?

Meskipun sulit menjadi tuan rumah F1. Indonesia masih bisa berharap akan kehadiran sosok pembalap Indonesia di ajang jet darat paling bergengsi di dunia itu. Rio Haryanto, Sean Gelael, dan Philo Paz. Mereka saat ini berkompetisi di salah satu ajang kompetisi menuju Formula 1, yaitu GP2 Series dan Formula Renault 3.5 .

Rio Haryanto bisa dikatakan yang paling terdepan menjadi pembalap F1 pertama dari Indonesia. Bagaimana tidak, Rio sudah mengantongi Formula 1 superlicense dan Rio pernah dua kali menjajal mobil F1,yaitu pada tahun 2010 dan 2012. Pada tahun 2014 lalu, Rio bahkan hampir mengikuti tes Formula 1 untuk ketiga kalinya, sayangnya mobil Caterham mengalami kendala sehingga Rio tidak jadi turun pada sesi tes tersebut. Selain itu, Rio juga sudah kenyang pengalaman. Rio sudah 3 musim berkompetisi di GP2 Series dan belum sepenuhnya kompetitif. Dan tahun 2015 ini musim keempatnya. Sebenarnya mulai tahun 2013 lalu, target Rio selalu menembus F1 di musim selanjutnya. Sayangnya, Rio masih belum bisa naik kelas ke F1. Bukan tidak mungkin Rio Haryanto menuju F1 apabila ia tampil kompetitif di GP2 Series dan di dukug oleh sponsor yang mempuni. Kita bisa lihat, beberapa alumni GP2 Series yang pernah berkompetisi bersama Rio di tahun 2012 sampai 2014 bisa menembus Formula 1. Mereka adalah Davide Valsecchi, Esteban Gutierrez, Max Chilton, Giedo Van der Garde, Marcus Ericsson, Jolyon Palmer, dan Felipe Nasr.



Sean Gelael, saat ini ia didukung oleh tim elit ‘Carlin’. Bisa dibilang Sean merupakan pembalap yang mempunyai paling banyak sponsor dibanding dua rekannya. Sean melangkah ke FR 3.5 setelah tahun 2014 kemarini ia berkompetisi dia ajang FIA F3 Europan Championship. Memang di musim kemarin, Sean belum bisa dikatakan kompetitif meskipun sering memetik poin. Sean berada di peringkat 18 klasemen akhir. Pada musim 2014 lalu, teman seangkatan Sean, yaitu Max Verstappen bisa langsung naik kelas ke F1. Sean naik kelas ke FR 3.5 agar bisa beradaptasi sebelum ke F1. Target Sean yaitu menembus F1 pada tahun 2018. Di musim 2015 ini, Sean mengikuti 4 kompetisi berbeda, yaitu Formula Renault 3.5, FIA F3 Europan Championship, Macau Grand Prix, dan GP2 Series. Tentunya itu tidak ‘murah’ bisa berkompetisi di  4 ajang sekaligus. Jadi bisa kita lihat bahwa sponsor Sean cukup banyak.
 

 
Philo Paz, ia berkomoetisi di tanah Eropa diawali di ajang Formula Renault. Meskipun kurang kompetitif di ajang Formula Renault 2.0 Alps musim lalu, Philo lumayan stabil meraih poin dengan menempati posisi 18 di klasemen akhir.  Musim 2015 ini, ia melangkah ke ajang Formula Renault 3.5 bersama tim PONS Racing. Philo ingin beradaptasi di musim 2015. Philo belum menyebutkan targetnya di tahun berapa untuk tembus ke F1.
 

Kita tahu bahwa setiap pembalap muda ingin menuju Formula 1. Rio, Sean, dan Philo harapan baru kita semua. Mereka adalah aset yang sangat berharga. Sudah seharusnya kita semua dan pemerintah mendukung mereka. Bukan mustahil jika mereka sudah berada di F1 dapat berprestasi dan membanggakan Indonesia.  Bisa saja, generasi penerus tidak bisa sampai sini. Mereka sudah merintis sejak dulu, tetapi jangan sampai mereka gagal di kemudian hari karena tidak didukung oleh negaranya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar