Hai hai hai!! Apa kabar kalian semuaa? Semoga sehat
wal afiat dan selalu dilindungi dan dicintai Allah SWT. Aamiin. Okay kali ini
gue akan membagi pengalaman yang gue dapet beberapa minggu yang lalu. Okay
langsung aja ke TKP.
Beberapa waktu yang lalu, tim basket putra dan putri
SMPN 98 Jakarta mengikuti salah satu turnamen yang paling ditunggu-tunggu yaitu
41 Cup 2014. Jujur aja, selama gue kelas 9 ini, gue udah jarang latihan basket.
Kenapa? Kalian bisa mengetahui sendiri lah. Gue udah kelas 9, kegiatan makin
banyak, belajar lebih giat, sering, dan tekun, les, tugas, pr, dan ulangan. Itu
semua kadang membuat gue sedikit frustasi, sehingga pada akhirnya gue butuh
istirahat. Gue beristitahat untuk menyiapkan energi untuk menghadapi jadwal
yang padat selanjutnya, kalau gue latihan, mungkin gue akan lebih capek lagi.
Jadi gue lebih memprioritaskan kebugaran tubuh gue. Meskipun begitu, gue juga
masih main basket dan sesekali latihan. Okay, ini berawal ketika ade kelas gue,
Cavita bbm gue pas malem hari. Dia bilang gue menjadi bagian dari tim untuk 41
Cup 2014 ini. Gue sangat antusias dan menghormati keputusan pelatih gue Bang
Ipak. Gue engga tau kenapa gue yang dipilih, padahal gue juga udah jarang
latihan dan masih banyak talenta-talenta muda dari tim ini yang mungkin
dibutuhkan. Terlepas dari itu semua, gue bersyukur. Setelah mengetahui kabar
tersebut, gue mempersiapkan diri sebaik mungkin. Gue mulai giat latihan,
konsentrasi, dan disiplin. Gue rasa gue udah siap untuk tampil di pagelaran
ini. Hasil dari technical meeting, tim putri akan melawan SMPN 227 Jakarta, dan
tim putra menghadapi SMPN 1O7 Jakarta.
Minggu 1 November. Itu adalah jadwal tanding tim putra
maupun putri. Paginya, gue cuma males-malesan di depan tv. Setelah itu, gue mandi
terus berangkat ke rumah Sam sekitar jam 11. Dari rumah Sam, kita langsung ke
rumah Aji. Pas dirumah Aji, gue ngerasa badan gue engga enak. Gue mulai merasa
mual entah kenapa. Padahal paginya gue masih sehat wal afiat. Gue akhirnya main
billiard agar bisa merilekskan badan, tapi tetep aja. Gue, Sam, Dani, Aji, dan
Azmii berangkat ke 41 sebelum mapir ke Alfamart sebelumnya. Sampe di 41, kita
harus di body check terlebih dahulu. Nah, pas gue lagi di body check sama
seorang perempuan berkacamata yang entah namanya itu, dia menanyakan sesuatu ke
gue. Dia nanya, Syarah dateng kesini untuk nonton atau engga, gue jawab aja
engga kayaknya. Gue menerka kalau dia adalah temennya Syarah, tapi yang gue
bingung dia ngeliat gue dengan tatapan yang sangat bisa dibilang “gak wajar”
dan kenapa dia bisa tau gue. Ini masih menjadi misteri.
Setelah itu, kita nonton pertandingan basket putra
SMPN 131 melawan SMPN 239 yang dimenangkan oleh SMPN 131. Kita udah kenal deket
mereka, jadi saling mendukung lah. Setelah itu pertandingan basket putri kita
melawan SMPN 227. Gue cuma nonton sampe kuarter 2, karena harus ganti kostum
dan sholat Ashar berjamaah. Kita sholat Ashar berjamaah agar dilancarkan saat
bertanding, diberi kemudahan, dan tentunya kemenangan untuk tim ini. Setelah sholat,
kita warming up. Di lain tempat, tim putri kita kalah dengan skor 17-3.
Meskipun begitu, kita masih semngat untuk menatap pertandingan melawan 107.
Kita adaptasi lapangan yang cukup lama, karena wasitnya makan dulu. Sebelum
bertanding, pelatih menysusun strategi dan menentukan starting line up. Untuk
starting dipilih Sam, Azmii, Dani, gue, dan Edward. Gue diberi kepercayaan
penuh sama pelatih, gue engga boleh menyia-nyiakan kesempatan dan kepercayaan
ini. Gue juga diberi “tugas” khusus oleh pelatih. Pertandingan dimulai, gue
diminta sama bang Ipak buat jump ball, sedikit aneh karena itu biasa Dani yang
ngelakuin. Gue juga sempat menolak, tapi akhirnya gue pede buat fight. Gue pun
bisa ngambil bola, tapi sayang gagal buat dapet offense. Permainan cukup alot,
kedua tim saling ngotot untuk dapet poin yang paling banyak. Di kuarter 1-3
kita bisa ngimbangin permainan mereka. Kita mengandalkan defense “Box One”.
Edward ditugaskan mengawal kapten sekaligus pemain terhebat di 107 yaitu Kevin.
Kita saling kejar-kejaran poin. Saat itu gue rasa peluang kita sangat baik
untuk memenangkan pertandingan. Sampai ada kejadian itu. Di kuarter 4, skor 17
sama. Pertengahan kuater, Kevin lagi shoot dilanggar sama Azmii. 107 dapet free
throw, dan kedua kesempatan itu masuk semua. Kita kehilangan momentum untuk
menang. Entah kenapa setelah free throw itu, kita main semakin under pressure,
makin lemes, dan udah engga fokus serta disiplin. Alhasil, kita kalah dengan
skor 23-18. Sayang “hanya” beda 5 poin. Poin terakhir kita dicetak Sam, itupun
dari free throw.
Gue mencoba mengambil kesimpulan dan hikmah dari
peristiwa tersebut. Gue merasa gue bermain dengan seluruh kemampuan terbaik
gue, pun begitu dengan pemain yang lain. Gue akuin, gue emang buat beberapa
blunder yang fatal. Gue juga gabisa menyalahkan Azmii soal kehilangan momentum
untuk menang. Gue mencoba selalu berpikir positif dan mengambil hikmaknya.
Mungkin saat ini kita belum diizinkan untuk menang oleh Allah SWT, mungkin juga
kemampuan kita sebagai tim masih kurang dibandingkan oleh tim lawan. Ini
mengajarkan bahwa kita harus lebih giat berlatih dan disiplin. Dan juga jangan
pantang menyerah sampai “perang” berakhir.
Mungkin event ini adalah turnamen terakhir yang gue
ikuti sebagai pemain di SMP. Gue rasa mungkin itu juga yang ada di benak
temen-temen se-angkatan gue. Seperti yang gue sebutkan pada paragraph kedua
tadi, kalo gue udah kelas 9 dan punya “misi” untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi. Gue pun ingin berhasil dan membanggakan kedua orang
tua gue. Gue juga mau berhasil dalam bidang non-akademik ini, gue pun masih
berharap bahwa gue bisa memberikan trofi dan membanggakan nama SMPN 98 Jakarta.
Gue yakin, harapan itu sudah hampir terkubur. Tapi meskipun begitu, gue tak
perlu risau. Karena gue yakin masih banyak talenta-talenta muda berbakat di
sekolah ini yang bisa membanggakan nama SMPN 98 Jakarta. Jikalau harapan gue
sudah terkubur, gue masih mempunyai harapan lain, yaitu semoga basket putra
maupun putri SMPN 98 Jakarta dapat berprestasi dan berada di puncak tertinggi
dan tentunya membawa nama baik sekolah. Aaminn. Be the best!! Scoodoo, GO,
FIGHT, WIN!!!
0 komentar:
Posting Komentar