Sabtu, 13 Agustus 2022

Sepuluh Malam

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Jalanan masih dipenuhi dengan orang lalu lalang. Entah kenapa, padahal akhir pekan pun bukan. Kukendarai motor melalui jalan tersebut, namun rasanya tidak seperti perjalananku pada umumnya.

Kupacu motor berwarna hitam itu dengan perlahan menembus malam. Tubuhku merasakan udara yang begitu sejuk. Bukan karena angin malam, bukan juga karena turun hujan. Mataku berbinar-binar. Bukan karena mendapat nilai sempurna pada ujian, bukan juga mendapat tambahan uang jajan. Bibirku tidak terlepas berhenti menunjukkan senyum. Kaca dari helm yang kupakai seolah tidak berfungsi. Semua orang dapat melihat senyum tersebut.

Entah apa yang terjadi dengan diriku malam itu. Kalau dipikir-pikir kembali, aneh merupakan kata yang bisa menggambarkan. Mencoba mencipta sebuah jumpa, padahal kesampaian pun tidak. Senangnya bukan kepalang. Aneh memang. Sepanjang perjalanan, harapan-harapan indah tercipta. Menanam rasa, memupuk asa. Kata orang benar adanya. Kita menjadi pribadi yang berbeda, karena jatuh cinta.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Jalanan masih dipenuhi dengan orang lalu lalang. Mungkin ingin menikmati akhir pekan. Kukendarai motor melalui jalan tersebut, namun rasanya tidak seperti perjalananku pada umummnya.

Kupacu motor berwarna hitam itu dengan perlahan menembus malam. Tubuhku merasakan udara yang begitu sejuk. Bukan karena angin malam, bukan juga karena turun hujan. Mataku berbinar-binar. Bukan karena mendapat nilai sempurna pada ujian, bukan juga mendapat tambahan uang jajan. Bibirku sesekali menunjukkan senyum. Kaca dari helm yang kupakai cukup berhasil untuk menutupi senyum tersebut dari tatapan orang sekitar.

Entah apa yang terjadi dengan diriku malam itu. Kalau dipikir-pikir kembali, aneh merupakan kata yang bisa menggambarkan. Ketika berusaha fokus berkendara agar tidak mengerem mendadak, secara tak terduga terlintas di benak. Jalanan yang sama, suasana yang sama, perasaan yang berbeda. Terpikir kembali bagaimana segala rasa dan asa yang ditanam dan dipupuk dahulu, namun setelahnya tidak terawat. Kata orang benar adanya. Kita tidak bisa tercipta hanya dengan aku, namun juga kamu.

Setengah windu berselang.

Bukan sebuah kebetulan.

Mungkin, semesta telah menentukan.

Meskipun belum ada jawaban.

Entah hingga kapan.

0 komentar:

Posting Komentar