Malam sudah terlalu larut. Rasanya
matapun sudah tak tahan akan kantuk. Namun entah mengapa pikiran ini tidak
terasa mau rehat walau untuk sejenak.
Malam semakin dingin. Rasanya selimut di atas tempat tidur terasa begitu memikat, selain hangat tentunya. Namun entah mengapa raga ini tetap terjaga.
Malam kian sunyi. Rasanya jangkrik
pun malu menunjukkan gemanya. Namun entah mengapa sunyi ini tidak hanya berasal
dari luar, melainkan juga dari dalam.
Semua kian berubah, kegiatan
semakin bertambah begitupula dengan tanggungjawab. Kesibukan. Kamu juga
merasanya kan? Tentu. Pastinya lebih dari yang aku alami saat ini.
Begitulah kamu. Insan Tuhan yang sangat
senang menebar manfaat bagi orang banyak. Insan Tuhan yang percaya dengan
segala usaha dan doa bisa mewujudkan cita. Insan Tuhan yang selalu berusaha
untuk tersenyum kepada siapun. Siapapun. Senyuman yang selalu bisa membuat hal
menjadi lebih baik. Senyuman yang berisikan ketulusan jiwa manusia. Senyuman yang
seolah menandakan bahwa Tuhan sedang menitip pesan melaluimu. Senyuman yang
membuat orang akan menjadi rindu denganmu. Senyuman yang sudah lama tak
kulihat.
Haha, jadi teringat. Tidak apa-apa
kan?
Perjalananmu masih sangat panjang, banyak
hambatan melintang. Tidak mudah tentunya. Namun, aku yakin kamu bisa melalui
itu semua. Aku yakin banyak orang yang menyayangimu sebagai pendamping setiap
langkahmu. Melangkahlah dengan mantap. Jika kamu ragu, pendaping di setiap
langkahmu tidak akan sungkan membantu. Dia akan jadi orang pertama yang selalu memastikan
agar setiap langkahmu berjalan baik.
Sekarang mulailah kisahmu. Aku
tunggu kabar baik darimu. Jika kamu mau berbagi kisahmu itu denganku tentunya.
Oiya, mungkin sebuah jumpa bisa
terlaksana nantinya? Kalau kamu mau tentunya.
Ah, tidak tahu diri ya aku ini.
Tak terasa sebuah lagu di platform musik di telepon genggamku
sudah berhenti berputar. Sudah dulu ya. Nanti mungkin akan kubagikan juga
kisahku jika kau bersedia mendengarnya.
Ini saja yang ingin kutuliskan. Tidak banyak memang. Karena seberapa panjang tulisan inipun rasanya tidak mampu mendiktekan apa yang kurasakan.
0 komentar:
Posting Komentar