Minggu, 30 Oktober 2016

Luka Lama

Assalamualaikum wr.wb. Wah udah lama rasanya gue engga nulis, rasanya kaya seabad aja engga nulis. Oke ini agak lebay. Jadi gue minta maaf kepada kalian yang sering buka dan baca blog gue, semoga ada. Karena beberapa waktu terakhir gue sedang sibuk dalam berbagai kegiatan di bermacam bidang. Apa topik yang akan gue bahas pada postingan ini? Yuk disimak.

Kali ini, gue akan membahas suatu topik yang sering menerpa kalangan remaja. Bisa dikatakan ini merupakan problematika yang cukup pelik. Iya, gue akan membahas mengenai patah hati. Bicara tentang patah hati, gue yakin setiap orang pernah mengalaminya. Termasuk gue. Namun, setiap individu tentu punya cara berbeda dalam menyikapi patah hati ini. Ada yang nangis – nangis, ada yang guling – guling, ada yang nangis sambil guling – guling di tengah jalan, dan masih banyak lainnya.

Gue sendiri bisa dikatakan sering mengalami patah hati, dan gue menyikapinya dengan cara yang menurut gue wajar dan engga berlebihan. Seperti, menyibukkan diri di kamar dengan membaca dan menulis, ke kedai kopi untuk meminum kopi di sudut ruangan, atau meminta pendapat rekan – rekan yang gue percaya.

Untuk urusan patah hati ini sendiri biasa terjadi menyangkut perempuan. Baru – baru ini gue mengalami patah hati. Iya, ini menyangkut perempuan. Pada awal gue berkenalan dengan perempuan ini, kemudaian chatting-an, gue merasa nyaman sama dia. Dia merupakan perempuan yang berbeda.  Gue merasa apa yang gue lakukan ke dia, dia tanggapi dengan positif. Sampai suatu ketika gue memberikan dia kado saat ulang tahunnya. Setelah gue memberikan dia kado, dia mengucapkan terima kasih melalui chat. Setelah itu chat gue engga dibales lagi sama dia, entah kenapa. Gue berpikir apa gue melakukan sebuah kesalahan atau bagaimana.

Gue terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Ketika gue posting foto di Instagram, dia ngelike foto gue. Ini yang membuat gue bertambah bingung. Dia ngelike foto gue di Instagram, namun chat gue engga dibales. Sedih memang.

Sampai sautu ketika, gue liat kontaknya dia, dan dia memasang foto profilnya dengan foto dia  dan seorang laki – laki yang gue tebak itu temannya. Memang gue cukup sering ketemu permpuan itu, namun setelah kejadian ini gue engga berbicara apapun ke dia.
Gue berpendapat mungkin dia merasa bosan atau apalah itu, yang menyebabkan dia bertindak seperti itu. Iya, engga ada yang bisa menebak sifat seorang perempuan. Hari terus berlalu, dan gue masih merenungi dan berpikir alasan konkret perubahan sikapnya dia ke gue. Dari yang awalnya sangat positif, dan sekarang seolah berubah 180 derajat.

Gue berpikir apa ini kesalahan gue. Pertanyaan itu terus terngiang di kepala gue. Iya terus begitu.


Perlukah melakukan kesalahan yang sama agar hati ini kuat menghadapi patah hati?

0 komentar:

Posting Komentar