Rabu, 17 Juni 2015

Déjà vu

Assalamualaikum wr.wb, sudah lama sekali rasanya gue engga ngepost, iya itu karena gue sibuk melakukan persiapan Ujian Nasional jadinya gue belum muncul lagi nih maaf ya hahaha. Okey deh, kali ini gue akan memberitahu berita gembira untuk kalian semua, tenang ini bukan tentang mast*n ko. Langsung aja yukk!

Alhamdulillah, kata yang sangat tepat gue dan temen-temen ucapkan. Pada tanggal 10 Juni 2015 adalah pengumuman kelulusan dan pemberitahuan nilai hasil ujian nasional atau biasa kita sebut NEM. Saat itu, siswa tidak diperbolehkan ke sekolah, jadi kita nunggu hasilnya diumuin melalui website sekolah.

Pas sehari sebelumnya, yaitu tanggal 9 apalagi pas malem, banyak temen gue yang dari sekolah lain masang personal messages di BBM yang berisikan bahwa beberapa temennya udah ada yang tau nem terlebih dahulu, padahal pengumuman resmi masih besoknya. Pas gue tanya, mereka malah bilang gatau. Kan aneh ya, gue juga bingung.

Tanggal 10 pagi, gue bangun seperti biasanya dengan wajar seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah gue sarapan dan mandi, gue menunggu sampe jam 10. Iya seperti sudah ditakdirkan, pengumuman tanggal 10, jam 10, dan gue suka angka 10. Pas gue nunggu sampe jam 10, itu kayanya lama banget, 1 menit berasa 1 abad. Padahal gue belum tau rasanya 1 abad itu seperti apa. Gue nunggu cuma sambil nonton tv dan berdoa.

Sekitar pukul 09.50, salah satu temen gue ada yang masang personal messages BBM ‘Alhamduillah’. Spontan tanpa mikir, gue langsung bisa menebak bahwa temen gue itu udah tau nilai nemnya berapa. Gue tanya aja emang udah ada di website sekolah atau belum, dan kata dia udah ada. Suasana berubah jadi tegang, gue panik, wajah pucat pasi, bibir pecah-pecah, tengggorokan kering. Lebay banget kayanya gue. Dengan perasaan masih panik, gue memberanikan diri untuk membuka website 98. Dengan mengucap bismillahirohmanirohim, gue buka dari browser hp gue. Setelah gue buka, ada bacaan ‘Alhamdulillah Siswa/I SMPN 98 Jakarta LULUS 100%’. Alhamdulillah, gue lulus. Tapi gue masih panik, gue akhirnya scroll down laman browser gue dan dibawah tulisan tadi ada nama gue dan beberapa nama lainnya. Gue bingung, kenapa nama gue ada disitu ya. Setelah gue scroll down lagi, ternyata nama-nama itu adalah murid yang mendapatkan nilai 100 di salah satu mata pelajaran. Nama gue masuk dalam salah satu peraih nila 100 dalam mata pelajaran Matematika. Alhamduillah.
Meskipun gue udah dapet nilai 100, tapi gue masih panik, bahkan bertambah panik gue. Gue coba scroll down lagi nyari nama gue di kelas 9E. Akhirnya gue menemukan nama gue, gue mengucap bismillah dan membuka kelopak mata gue sedikit demi sedikit. Gue memberanikan diri untuk melihat dan gue mengetahui nilai nem gue. Alhamdulillah, nilai nem gue berjumlah 378.0 . Gue langsung sujud syukur atas apa yang gue raih. Memang benar, tidak ada kerja keras yang sia-sia. Setelah itu, gue ngasih tau nyokap gue, dan dia juga seneng. Rincian nilai hasil UN gue:
Bahasa Indonesia    : 90
Bahasa Inggris        : 98
Matematika            : 100
IPA                         : 90

Setelah beberapa saat, gue merasaka Déjà vu persis seperti judul postingan ini. Iya, kira-kira hampir ada 3 kesamaan yang terjadi kedua kalinya di momen yang hampir sama juga. Bulan Juni 2012, pengumuman kelulusan SD. Saat itu nila nem gue 27.50 dengan rincian:
Bahasa Indonesia        : 90
Matematika                : 100
IPA                               : 85

Kalau diperhatikan dengan saksama, nilai UN SD gue dengan SMP di mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika sama persis. Satu lagi, nilai nem SD gue 27.50, SMP 37.80 kurang 3 satuan dari nilai sempurna hampir mirip. Gue jadi teringat kenangan masa lalu. Gue terharu. Gue bisa melakukan itu. Ini semua berkat kerja keras dan izin Allah SWT.

Setelah mengetahui nem, gue akhirnya menyiapkan startegi dan destinasi sekolah selanjutnya. Karena seminggu setelahnya, PPDB udah dimulai. Gue berdiskusi dengan seluruh anggota keluarga, sedikit bingung jujur gue menentukan pilihan. Tapi, dengan mengucap bismillah gue memiliih SMAN 34 Jakarta sebagi tujuan sekolah gue selanjutnya. Memang sudah lama gue pengen masuk sana. Pilihan kedua SMAN 38 Jakarta, dan pilihan ketiga SMAN 49 Jakarta semuanya jurusan MIA.


Senyuman Kebahagiaan

Sebelum PPDB, ada acara graduation tanggal 16 di sekolah. Dresscodenya pakaian betawi. Pada acara itu, gue berpidato pamitan kelas 9 dan setiap kelas menampilkan pertunjukan. Momen ini sangat emosional buat gue jujur, pengen menitikan air mata tapi gue gabisa menunjukkan kepada orang lain apa yang gue rasakan. Engga kerasa emang, 3 tahun udah berlalu. Banyak kenangan yang udah gue laluin, dari yang buruk sampai indah. Di sekolah ini, gue mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga yang gue dapet disini. Gue lebih berkembang. Guru, teman, sahabat punya kenangan tersendiri yang terukir di hati dan pikiran gue. Andai waktu bisa diulang. Cuma kalimat itu yang terngiang sekarang di kepala gue. Gue tau bahwa di setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tapi ini berasa cepet banget. Baru kemarin sore rasanya, gue ikut MOPDB, gue jadi ranking 1, jadi ketua kelas, sampai ketua OSIS. Sekarang, gue udah mau SMA. Gue menemukan orang-orang yang sangat luar biasa. Yang mungkin sulit untuk ditemukan dikemudian hari. Jujur, selama 3 tahun gue bersekolah di 98, banyak banget kegagalan yang gue lakukan, tapi gue sadar ini adalah sebuah proses untuk menjadi lebih baik untuk masa depan.




Pada acara pelepasan itu, momen yang sangat berharga dan emosional. Tapi, gue ngerasa ada yang kurang. Semua hadir disitu, perwakilan keluarga gue, sahabat, temen-temen, para guru, orang spesial buat gue. Semuanya ada. Tapi, yang buat gue sedih saat itu, andai ada seorang sahabat gue bisa hadir ditengah-tengah kita. Sahabat yang gue kenal waktu pertama kali masuk 98. Sahabat yang sangat luar biasa. Mungkin teman-teman juga tau siapa dia dan merasakan kesedihan sama seperti gue. Dia orang yang sangat baik, dan memberikan pelajaran dan kepercayaan terhadap gue. Salah satu sosok hebat yang pernah gue jumpai. Saat itu, gue berharap dia bisa hadir tapi kenyataanya memang sulit. Sudah cukup lama kita engga bertemu. Dia melakukan apapun untuk kebaikan orang banyak, terutama gue. Tapi yang gue kasih ke dia cuma kegagalan. Sekarang gue hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya, dan gue berharap bisa berjumpa dengannya sesegera mungkin. Semoga 4 bulan yang lalu bukan pertemuan terakhir kita.





Sistem PPDB tahun ini sama seperti tahun kemarin, menggunakan jalur prestasi, umum, dan lokal. Jalur prestasi 5%, jalur umum 35%, jalur lokal 60%. Jalur prestasi digunakan kepada siswa yang ingin masuk sekolah dengan prestasi yang dia punya, jalur umum itu siswa dari kecamatan pun boleh ikutan PPDB, bisa dibilang peluangnya sedikit, dan jalur lokal atau biasa disebut jalur harapan. Kenapa begitu? Karena siswa yang nemnya kurang bagus sangat berharap bisa masuk lewat jalur ini, jalur lokal bersistemkan siswa yang kecamatan rumahnya berdasarkan kartu keluarga bisa memih sekolah yang bisa dibilang masih satu kawasan.

Contohnya, rumah gue berdasarkan kartu keluarga berada di Kecamatan Jagakarsa, jadi SMAN yang masuk ke dalam jalur lokal berdasarkan kartu keluarga gue itu SMAN 28, SMAN 38, SMAN 49, SMAN 60, SMAN 97, dan SMAN 109. Untuk info lebih rinci, liat aja website PPDB DKI Jakarta.
Karena gue mau masuk SMAN 34, jadi gue lewat jalur umum. Pertama kan kita daftar dulu, setelah itu verifikasi di sekolah terdekat, abis itu kita dikasih PIN. Setelah dapet PIN, kita ganti PIN nya, dan milih sekolah yang kita mau.



Memberikan Kata Sambutan Terakhir di SMPN 98 Jakarta

Gue udah sampai ke tahap ketiga, tapi gue belum ganti PIN dan milih sekolah. Karena untuk hari pertama, gue masih memantau nilai nem orang lain. Pas hari kedua, tanggal 19 gue mau daftar, sialnya websitenya itu servernya down, karena banyak yang ngakses. Gue panik. Gue coba terus seharian tetep gabisa, dari pagi sampe malem. Gabisa. Gue panik abis. Gue takut gabisa masuk SMAN 34. Kampret. Besoknya gue memutuskan untuk ke kantor nyokap gue, karena disitu ada jaringan WiFi yang kuat, gue berasumsi bahwa jaringan yang kuat mungkin bisa. Dengan bermodal bismillah, gue coba dan akhirnya bisa. Alhamdulillah, meskipun di saat itu kondisi fisik gue kurang prima. Sorenya, gue langsung ke dokter. Malemnya, gue cek di hasil seleksi, udah ada nama gue di SMAN 34 diurutan 30.

Esoknya, gue pantau terus nama gue. Karena PPDB jalur umum ditutup tanggal 22. Kampretnya, 
websitenya itu udah normal lagi. Kemarin gue panik gara gara gabisa, eh sekarang malah bisa. Gue pantau terus setiap jamnya. Gue sempet turun ke urutan 32, lalu 34, dan akhirnya gue berada di urutan 35 pada hari terakhir tanggal 23 (diperpanjang karena ada kesalahan server).

Alhamdulillah, gue diterima di SMAN 34 Jakarta, alumninya keren-keren sob. Raisa, Afgan, Giring dan banyak lagi. Tanggal 24, gue kesana buat lapor diri, dan setelah lapor diri gue dikasih form gitu buat diisi. Nanti tanggal 4 Juli, gue kesana lagi buat pengarahan MOPDB. Jadi intinya, meskipun kita akan memasuki lingkungan baru, kita tidak boleh melupakan mereka yang sudah berjasa untuk kita.

Berpisah Untuk Meraih Cita

0 komentar:

Posting Komentar